Minggu, 26 Februari 2012, 07:19 WIB
VIVAnews - Dua lokasi dijadikan alternatif
pembangunan bandara bertaraf internasional untuk menggantikan Bandara
Adisucipto yang dinilai tidak mampu lagi didarati pesawat berbadan
lebar, karena keterbatasan landasan.
Pemerintah Provinsi Daerah
Istimewa Yogykarta mewacanakan pembangunan baru tersebut, di Kecamatan
Sanden, Kabupaten Bantul dan Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo yang
saat ini ditindaklanjuti dengan studi kelayakan.
Anggota Komisi V
DPR, Gandung Pardiman, yang juga sebagai Ketua DPD Partai Golkar DIY
merespon positif langkah itu, meski masih dalam proses studi kelayakan.
Menurut
Gandung, meski enggan menyebut daerah yang sesuai untuk pembangunan
bandara internasional itu, namun bila dilihat dari jarak bandara ke
pusat kota, untuk lokasi di Temon butuh waktu dua jam dan di Sanden
hanya butuh waktu kurang dari satu jam.
"Memang kalau dilihat dari jarak tempuh ke pusat kota, bandara
dibangun di Sanden lebih dekat," katanya saat ditemui di Bantul, DIY,
Sabtu.
Gandung menyatakan Yogyakarta adalah kota kecil, bukan
kota industri sehingga ketika bandara dibangun ditempat yang jauh dari
pusat kota akan menurunkan kunjungan ke Yogyakarta. "Ya, yang paling
dekat adalah Kecamatan Sanden," ujarnya.
Jika nantinya bandara
dibangun di Sanden, lanjutnya, sebagai konsekuensi masyarakat harus
merelakan tanahnya untuk dibeli dengan harga yang realistis. "Kalau
masyarakat minta pembebasan tanah dengan harga yang tinggi, ya
dipastikan investor akan berpikir panjang," tuturnya.
Gandung
menjelaskan, dalam satu bulan jikarata-rata jumlah kunjungan ke bandara
mencapai antara 120 hingga 150 ribu orang. Dengan jumlah kunjungan
sebanyak itu, harus diimbangi dengan pembangunan bandara baru yang
memiliki infrastruktur memadai.
"Memang saat ini, bandara sudah harus segera pindah jika dilihat dari
kondisi yang semrawut di Bandara Adisucipto Yogyakarta," tuturnya.
Gandung
menambahkan, keberadaan pesawat TNI yang juga menggunakan landasan
pesawat komersil semakin menambah semrawutnya penerbangan di Bandara
Adisucipto. "Mosok mau landing atau take off harus menunggu pesawat-pesawat capung terbang atau turun dahulu," kata dia. (adi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar